Pengamatan Sistem Industri, Teknologi, dan Dampaknya terhadap Lingkungan Di McDonald’s
Makanan Cepat Saji McDonald
McDonald’s
atau McD adalah restoran cepat saji yang berasal dari Amerika Serikat dan
pertama kali berdiri pada tahun 1940 di California oleh Richard dan Maurice
McDonald. McDonald pertama kali membuka gerai di indonesia tepatnya
di Sarinah, Jakarta, pada tahun 1991. Sebagai restoran cepat saji, McDonald’s
menggunakan sistem industri modern. Mereka memakai mesin dapur canggih, sistem
pemesanan digital seperti layar sentuh dan aplikasi, serta layanan pesan antar.
Sistem ini membuat pelayanan lebih cepat dan terstandar di semua cabang. Namun,
keberadaan McDonald’s juga memberi dampak terhadap lingkungan, seperti
penggunaan energi yang besar dan sampah kemasan. Untuk mengurangi hal tersebut,
McDonald’s mulai beralih ke kemasan ramah lingkungan dan mengurangi plastik sekali
pakai.
Teknologi yang Terlibat
Saat
melakukan pengamatan di McDonald, terlihat bahwa restoran ini banyak
menggunakan teknologi untuk mendukung proses pelayanan dan produksinya. Di area
dapur, karyawan menggunakan mesin penggorengan otomatis untuk memasak ayam
goreng dan kentang dengan waktu serta suhu yang sudah terprogram, sehingga
hasilnya selalu konsisten. Selain itu, terdapat oven pemanas, toaster untuk
roti burger, serta freezer modern untuk menyimpan bahan makanan agar tetap
segar. Mesin minuman otomatis juga digunakan untuk menyajikan minuman dengan
takaran yang sama di setiap gelas.
Di
sisi pelayanan, McDonald’s telah memanfaatkan teknologi digital. Beberapa gerai
sudah dilengkapi self-service kiosk, yaitu layar sentuh yang memungkinkan
pelanggan memesan menu sendiri tanpa harus melalui kasir. Selain itu, layanan
pesan antar juga terintegrasi dengan aplikasi McDelivery maupun platform
seperti GrabFood dan GoFood. Untuk transaksi, McDonald’s menggunakan sistem Point
of Sales (POS) yang mencatat penjualan sekaligus mengatur stok bahan secara
otomatis. Bahkan, sistem manajemen rantai pasok mereka sudah didukung dengan
teknologi ERP sehingga distribusi bahan baku lebih terkontrol.
Dampak Lingkungan
Dalam
pengamatan di McDonald’s, selain melihat penggunaan teknologi modern, juga
terlihat adanya dampak lingkungan yang muncul dari aktivitas operasionalnya.
Salah satu dampak yang paling jelas adalah sampah kemasan, karena hampir semua
makanan dan minuman disajikan menggunakan wadah sekali pakai, seperti kotak
kertas, gelas plastik, atau sedotan. Walaupun sebagian sudah diganti dengan
kemasan ramah lingkungan, jumlah sampah tetap cukup banyak karena tingginya
jumlah pelanggan setiap hari. Selain itu, penggunaan energi juga sangat besar.
Mesin penggorengan, freezer, oven, hingga pendingin ruangan (AC) menyala hampir
tanpa henti untuk menjaga kualitas makanan dan kenyamanan pengunjung. Hal ini
tentu menambah konsumsi listrik yang cukup tinggi.
Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam (Sebelum)
Menurut saya, sebelum ada sistem industri modern kayak McDonald’s, hubungan manusia, teknologi, dan alam itu masih sederhana banget. Semua serba manual, orang yang jadi pusatnya. Contohnya kalau mau masak makanan, ya pakai alat masak biasa seperti tungku atau kompor sederhana, terus semua prosesnya dikerjakan langsung oleh manusia. Teknologi belum banyak dipakai, paling cuma alat bantu sederhana. Kalau soal alam, orang dulu lebih banyak langsung ambil dari alam tanpa mikirin dampaknya. Kayu dipakai buat bahan bakar, air diambil begitu saja, kemasan makanan masih pakai daun atau kertas seadanya. Jadi sebenarnya lebih ramah lingkungan, tapi waktu itu belum ada kesadaran khusus untuk menjaga alam, lebih karena memang cara hidupnya masih alami. Jadi bisa dibilang dulu manusia yang paling dominan, teknologi belum berperan besar, dan alam dianggap selalu tersedia kapan saja dibutuhkan.
Hubungan Manusia, Teknologi, dan Alam (Sesudah)
Kalau
sekarang setelah ada McDonald’s, menurut saya hubungan manusia, teknologi, dan
alam jadi berubah banget. Manusia tidak lagi kerja manual sepenuhnya, karena
banyak pekerjaan dapur yang sudah dibantu mesin otomatis, seperti mesin
penggoreng ayam, mesin minuman, sampai sistem kasir digital. Jadi peran manusia
lebih banyak ke arah mengawasi, melayani, dan memastikan mesin atau sistemnya
berjalan lancar. Teknologi juga jadi pusat utama yang bikin semuanya lebih
cepat, praktis, dan seragam di semua cabang. Tapi di sisi lain, alam ikut kena
dampaknya. Ada banyak penggunaan energi listrik, air, dan juga sampah dari
kemasan sekali pakai. Namun setelah ada sistem industri modern, manusia,
teknologi, dan alam saling terhubung lebih kompleks manusia terbantu teknologi,
tapi juga harus memikirkan dampaknya ke alam.
Penutup
Dari
pembahasan tadi bisa disimpulkan kalau hubungan manusia, teknologi, dan alam
itu selalu berubah sesuai perkembangan zaman. Dulu, sebelum ada sistem industri
modern seperti McDonald’s, manusia lebih dominan karena semua dikerjakan
manual, sementara teknologi hanya jadi alat bantu sederhana, dan alam dipakai
seadanya tanpa banyak dipikirkan dampaknya. Setelah muncul sistem modern,
teknologi jadi pusat utama yang membantu mempercepat proses dan membuat
semuanya lebih praktis, sementara peran manusia lebih banyak jadi pengawas dan
pemberi layanan. Di sisi lain, alam justru semakin terasa bebannya karena
banyak energi dan bahan yang dipakai serta sampah yang dihasilkan. Tapi
sekarang mulai ada kesadaran baru, di mana manusia berusaha menyeimbangkan
teknologi dengan menjaga alam lewat inovasi ramah lingkungan. Jadi intinya,
tantangan ke depan adalah bagaimana manusia bisa tetap memanfaatkan teknologi
tanpa merusak keseimbangan alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar