Selasa, 04 November 2025

Tugas Mandiri 5

Observasi Siklus Hidup Produk Konsumsi


1. Identifikasi Produk

Nama produk: Botol air minum plastik (PET) 600 ml

Fungsi utama: Sebagai wadah air minum sekali pakai yang praktis dan higienis

Perkiraan masa pakai: ±1 hari (sekali pakai), namun dapat didaur ulang

2. Fase-Fase Siklus Hidup Produk

Siklus hidup botol air minum plastik (PET) dimulai dari pengambilan bahan mentah hingga pengelolaan limbah setelah digunakan. Setiap tahap memiliki peran penting dalam menentukan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Tahapan

Deskripsi Kegiatan Utama

Ekstraksi bahan baku

Pengambilan minyak bumi sebagai bahan dasar pembuatan plastik PET (Polyethylene Terephthalate).

Proses produksi

Pengolahan minyak menjadi resin PET, pencetakan botol melalui proses blow molding, serta pengisian air dan pelabelan.

Distribusi dan transportasi

Pengiriman dari pabrik ke distributor dan toko menggunakan truk atau kendaraan bermotor.

Penggunaan oleh konsumen

Konsumen membeli dan mengonsumsi air, kemudian membuang botol setelah digunakan.

Pengelolaan limbah / akhir masa pakai

Sebagian botol dikumpulkan untuk didaur ulang, namun banyak juga yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau lingkungan.


3. Analisis Potensi Dampak Lingkungan

Setiap fase dalam siklus hidup botol air minum memiliki potensi menimbulkan dampak lingkungan, mulai dari penggunaan energi, emisi karbon, hingga timbunan limbah plastik. Berikut ringkasan dampak yang dapat terjadi di tiap tahap:

Fase

Dampak Lingkungan Utama (Singkat)

Ekstraksi bahan baku

Konsumsi energi tinggi dan emisi CO₂ dari proses pengolahan minyak bumi.

Produksi

Penggunaan listrik dan air besar, menghasilkan limbah cair dan gas rumah kaca.

Distribusi

Emisi karbon akibat penggunaan kendaraan bermotor untuk pengiriman produk.

Penggunaan

Meningkatkan volume sampah karena sifat produk yang sekali pakai.

Akhir masa pakai

Pencemaran tanah dan laut jika tidak didaur ulang, meskipun memiliki potensi recycle tinggi.


4. Refleksi Pribadi

Dari hasil observasi terhadap botol air minum plastik, saya cukup terkejut mengetahui bahwa dampak lingkungan paling besar tidak hanya muncul saat botol dibuang, tetapi justru sejak tahap awal seperti proses produksi dan distribusinya. Energi dan bahan bakar yang digunakan untuk membuat serta mengirimkan botol ke pasaran menghasilkan emisi karbon yang cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun botol plastik terlihat ringan dan sederhana, ternyata jejak ekologisnya cukup signifikan terhadap lingkungan.

Melihat hal tersebut, saya menyadari pentingnya perubahan dari sisi desain dan perilaku konsumsi. Produk seperti botol air seharusnya bisa didesain ulang agar lebih ramah lingkungan, misalnya dengan menggunakan bahan daur ulang (rPET), mengembangkan sistem isi ulang, atau mengganti plastik dengan bahan biodegradable. Sebagai konsumen, peran saya adalah mengurangi penggunaan botol sekali pakai, memilih wadah minum yang dapat digunakan berulang kali, serta memastikan botol bekas dimasukkan ke jalur daur ulang. Dengan langkah kecil seperti ini, saya dapat ikut berkontribusi dalam mengurangi dampak lingkungan dari seluruh siklus hidup produk.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar