Selasa, 04 November 2025

Tugas Terstruktur 5

 Life Cycle Thinking (LCT) dan Analisis Dampak Lingkungan Produk Konsumsi


1. Diagram Siklus Hidup Produk: Sabun Mandi Cair

Produk: Sabun mandi cair berbahan dasar minyak kelapa sawit

Batas sistem: mencakup seluruh rantai proses mulai dari ekstraksi bahan baku hingga pengelolaan limbah. Analisis mencakup transportasi, konsumsi energi, dan potensi daur ulang kemasan.

Asumsi Sistem:

  • Masa pakai produk: ±1 bulan per botol (500 ml)
  • Bahan utama: minyak kelapa sawit, air, NaOH, parfum, dan pewarna
  • Jenis kemasan: botol plastik HDPE dengan tutup flip-top
  • Skenario akhir hayat: 40% botol daur ulang, 60% berakhir di TPA
  • Transportasi: truk berbahan bakar solar
  • Energi pabrik: listrik PLN (berbasis batu bara)

2. Narasi Analisis

Produk yang dipilih adalah sabun mandi cair, karena merupakan produk konsumsi harian hampir setiap rumah tangga. Pemilihan sabun sebagai objek analisis relevan terhadap isu keberlanjutan karena rantai produksinya yang panjang — mulai dari penggunaan bahan berbasis minyak kelapa sawit hingga limbah plastik kemasan yang sulit terurai. Produk ini menjadi contoh nyata bagaimana konsumsi harian manusia berkontribusi terhadap dampak lingkungan global.

Batas Sistem

Analisis siklus hidup ini mencakup seluruh tahapan dari ekstraksi bahan baku hingga pengelolaan limbah. Sistem dihentikan pada tahap pasca-konsumsi, di mana limbah sabun cair dan kemasan botol plastik dikelola melalui proses daur ulang atau pembuangan ke TPA. Transportasi bahan baku dan distribusi produk juga termasuk dalam batas sistem karena keduanya menyumbang emisi karbon signifikan.

Tahap 1: Ekstraksi Bahan Baku

Tahap awal mencakup proses budidaya dan pengolahan kelapa sawit sebagai sumber utama minyak nabati. Dampak lingkungan terbesar berasal dari deforestasi, penggunaan pupuk kimia, dan emisi karbon dari proses ekstraksi minyak. Selain itu, bahan tambahan seperti parfum sintetis dan pewarna juga membutuhkan energi tinggi dan menghasilkan limbah kimia.

Tahap 2: Produksi

Proses produksi sabun melibatkan reaksi saponifikasi antara minyak dan NaOH. Pada tahap ini, konsumsi energi listrik cukup tinggi untuk pemanasan dan pencampuran bahan. Limbah cair hasil pencucian tangki juga berpotensi mencemari air bila tidak diolah dengan benar. Penggunaan botol plastik HDPE menambah beban lingkungan karena berasal dari bahan petrokimia dan membutuhkan energi besar dalam proses pembuatannya.

Tahap 3: Distribusi

Distribusi dilakukan menggunakan truk berbahan bakar solar dari pabrik ke distributor dan ritel. Kontribusi utama terhadap dampak lingkungan di tahap ini adalah emisi CO₂ dari bahan bakar fosil. Semakin jauh jarak distribusi, semakin besar jejak karbon produk.

Tahap 4: Konsumsi

Pada tahap penggunaan, sabun menghasilkan limbah cair yang langsung masuk ke sistem pembuangan. Walaupun sabun dirancang mudah terurai, senyawa surfaktan dan parfum sintetis tetap dapat memengaruhi kualitas air. Selain itu, penggunaan air dan energi selama mandi turut menambah dampak lingkungan secara tidak langsung.

Tahap 5: Pengelolaan Limbah

Setelah digunakan, botol plastik menjadi sumber limbah padat. Hanya sebagian kecil yang didaur ulang; sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir. Pembakaran atau pembusukan plastik menghasilkan mikroplastik dan emisi gas rumah kaca. Sementara itu, sabun yang terbuang ikut mencemari air permukaan jika tidak diolah di IPAL.

Refleksi Desain Ulang

Untuk mengurangi dampak lingkungan, sabun cair dapat didesain ulang dengan pendekatan eco-design:

  • Mengganti bahan baku minyak sawit dengan minyak kelapa atau bahan nabati berkelanjutan.
  • Menggunakan kemasan isi ulang (refill pouch) yang lebih ringan dan mudah didaur ulang.
  • Menerapkan produksi hijau (green manufacturing) menggunakan energi terbarukan.
  • Edukasi konsumen untuk memilah limbah dan menghemat penggunaan air saat mandi.

Dengan perbaikan di seluruh tahap siklus hidupnya, sabun cair dapat menjadi produk yang lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada target pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Sumber

Fitriyani, D., & Rachman, I. (2023). Penilaian Kinerja Berkelanjutan Produk Sabun Cair Wajah dengan Metode Life Cycle Analysis (LCA).

Pizzol, M., & Venditti, S. (2023). The Environmental Impacts of Bar Soap Production: Uncovering Sustainability Risks with LCA Analysis. Sustainability, 15(12), 9287. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar