LAPORAN OBSERVASI PERILAKU KONSUMSI TIDAK BERKELANJUTAN
Lokasi: Supermarket
1. Pendahuluan
Konsumsi
berkelanjutan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa
mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Supermarket sebagai pusat distribusi
dan konsumsi harian masyarakat memiliki peran besar dalam membentuk pola
konsumsi, khususnya terkait pemilihan produk, kemasan, dan perilaku belanja
konsumen. Oleh karena itu, supermarket menjadi lokasi yang relevan untuk
mengamati praktik konsumsi tidak berkelanjutan yang sering terjadi. Laporan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis contoh perilaku konsumsi
tidak berkelanjutan di supermarket melalui pengamatan langsung terhadap
perilaku konsumen selama aktivitas belanja.
2. Metodologi Observasi
- Lokasi Pengamatan: Supermarket
- Waktu Pengamatan: Sore hari
(±16.30–17.30 WIB)
- Durasi Pengamatan: ±45 menit
- Metode: Observasi langsung terhadap
perilaku konsumen di area rak produk, kasir, dan lorong belanja
3. Hasil Pengamatan
Tabel
Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan
|
No. |
Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan
(Deskripsi Singkat) |
Frekuensi / Tingkat Kejadian |
Dampak Negatif Utama |
|
1 |
Membeli air mineral botol plastik sekali pakai
meskipun tersedia galon atau ukuran besar |
Sangat Sering |
Penumpukan sampah plastik |
|
2 |
Menggunakan kantong plastik baru meskipun membawa
tas belanja sendiri |
Sering |
Peningkatan sampah plastik |
|
3 |
Membeli produk dengan kemasan berlapis (plastik +
kardus + plastik) |
Sering |
Limbah kemasan berlebih |
|
4 |
Membuang produk makanan yang hampir kedaluwarsa
karena tampilan kurang menarik |
Sering |
Pemborosan makanan |
|
5 |
Pembelian produk sachet sekali pakai dalam jumlah
besar |
Sangat Sering |
Sampah plastik kecil sulit didaur ulang |
4.
Analisis Penyebab Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan
Dari
hasil pengamatan, tiga perilaku yang paling sering terjadi adalah penggunaan
botol plastik sekali pakai, penggunaan kantong plastik baru, dan pembelian
produk sachet. Beberapa faktor penyebab utama antara lain:
- Kemudahan dan Kebiasaan Konsumen
Konsumen
cenderung memilih produk yang praktis dan familiar, seperti kemasan kecil dan
sachet, tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan.
- Harga yang Relatif Lebih Murah
Produk
sachet dan kemasan kecil sering kali memiliki harga yang lebih terjangkau
secara nominal, sehingga lebih menarik bagi konsumen meskipun secara total
menghasilkan lebih banyak limbah.
- Kurangnya Informasi dan Edukasi di
Area Penjualan
Minimnya
informasi mengenai dampak lingkungan kemasan plastik atau alternatif produk
yang lebih ramah lingkungan menyebabkan konsumen tidak mempertimbangkan aspek
keberlanjutan saat berbelanja.
5.
Saran Solusi
Berikut
tiga solusi praktis yang dapat diterapkan untuk mengurangi konsumsi tidak
berkelanjutan di supermarket:
- Penerapan Kebijakan Pengurangan
Plastik
Supermarket
dapat membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan mendorong
penggunaan tas belanja ulang pakai melalui kebijakan berbayar atau larangan
bertahap.
- Penyediaan Produk Alternatif
Berkelanjutan
Menyediakan
dan mempromosikan produk kemasan besar, isi ulang (refill), atau kemasan ramah
lingkungan di lokasi yang mudah terlihat oleh konsumen.
- Edukasi Konsumen di Titik Pembelian
Pemasangan
label, poster, atau informasi singkat di rak produk dan kasir mengenai dampak
lingkungan dari kemasan sekali pakai dan pemborosan makanan.
6.
Kesimpulan
Observasi
di supermarket menunjukkan bahwa perilaku konsumsi tidak berkelanjutan masih
sering terjadi, terutama terkait penggunaan plastik sekali pakai dan pemborosan
makanan. Perilaku ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, harga, dan kurangnya
informasi. Dengan peran aktif pengelola supermarket dalam menyediakan
fasilitas, kebijakan, dan edukasi, serta kesadaran konsumen dalam memilih
produk, praktik konsumsi yang lebih berkelanjutan dapat diwujudkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar