Sabtu, 27 Desember 2025

Tugas Mandiri 12

 LAPORAN OBSERVASI PERILAKU KONSUMSI TIDAK BERKELANJUTAN

 

Lokasi: Supermarket

1. Pendahuluan

Konsumsi berkelanjutan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang. Supermarket sebagai pusat distribusi dan konsumsi harian masyarakat memiliki peran besar dalam membentuk pola konsumsi, khususnya terkait pemilihan produk, kemasan, dan perilaku belanja konsumen. Oleh karena itu, supermarket menjadi lokasi yang relevan untuk mengamati praktik konsumsi tidak berkelanjutan yang sering terjadi. Laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis contoh perilaku konsumsi tidak berkelanjutan di supermarket melalui pengamatan langsung terhadap perilaku konsumen selama aktivitas belanja.

2. Metodologi Observasi

  • Lokasi Pengamatan: Supermarket
  • Waktu Pengamatan: Sore hari (±16.30–17.30 WIB)
  • Durasi Pengamatan: ±45 menit
  • Metode: Observasi langsung terhadap perilaku konsumen di area rak produk, kasir, dan lorong belanja

3. Hasil Pengamatan

Tabel Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan

No.

Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan (Deskripsi Singkat)

Frekuensi / Tingkat Kejadian

Dampak Negatif Utama

1

Membeli air mineral botol plastik sekali pakai meskipun tersedia galon atau ukuran besar

Sangat Sering

Penumpukan sampah plastik

2

Menggunakan kantong plastik baru meskipun membawa tas belanja sendiri

Sering

Peningkatan sampah plastik

3

Membeli produk dengan kemasan berlapis (plastik + kardus + plastik)

Sering

Limbah kemasan berlebih

4

Membuang produk makanan yang hampir kedaluwarsa karena tampilan kurang menarik

Sering

Pemborosan makanan

5

Pembelian produk sachet sekali pakai dalam jumlah besar

Sangat Sering

Sampah plastik kecil sulit didaur ulang

 

4. Analisis Penyebab Perilaku Konsumsi Tidak Berkelanjutan

Dari hasil pengamatan, tiga perilaku yang paling sering terjadi adalah penggunaan botol plastik sekali pakai, penggunaan kantong plastik baru, dan pembelian produk sachet. Beberapa faktor penyebab utama antara lain:

  1. Kemudahan dan Kebiasaan Konsumen

Konsumen cenderung memilih produk yang praktis dan familiar, seperti kemasan kecil dan sachet, tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan.

  1. Harga yang Relatif Lebih Murah

Produk sachet dan kemasan kecil sering kali memiliki harga yang lebih terjangkau secara nominal, sehingga lebih menarik bagi konsumen meskipun secara total menghasilkan lebih banyak limbah.

  1. Kurangnya Informasi dan Edukasi di Area Penjualan

Minimnya informasi mengenai dampak lingkungan kemasan plastik atau alternatif produk yang lebih ramah lingkungan menyebabkan konsumen tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutan saat berbelanja.

5. Saran Solusi

Berikut tiga solusi praktis yang dapat diterapkan untuk mengurangi konsumsi tidak berkelanjutan di supermarket:

  1. Penerapan Kebijakan Pengurangan Plastik

Supermarket dapat membatasi penggunaan kantong plastik sekali pakai dan mendorong penggunaan tas belanja ulang pakai melalui kebijakan berbayar atau larangan bertahap.

  1. Penyediaan Produk Alternatif Berkelanjutan

Menyediakan dan mempromosikan produk kemasan besar, isi ulang (refill), atau kemasan ramah lingkungan di lokasi yang mudah terlihat oleh konsumen.

  1. Edukasi Konsumen di Titik Pembelian

Pemasangan label, poster, atau informasi singkat di rak produk dan kasir mengenai dampak lingkungan dari kemasan sekali pakai dan pemborosan makanan.

6. Kesimpulan

Observasi di supermarket menunjukkan bahwa perilaku konsumsi tidak berkelanjutan masih sering terjadi, terutama terkait penggunaan plastik sekali pakai dan pemborosan makanan. Perilaku ini dipengaruhi oleh faktor kebiasaan, harga, dan kurangnya informasi. Dengan peran aktif pengelola supermarket dalam menyediakan fasilitas, kebijakan, dan edukasi, serta kesadaran konsumen dalam memilih produk, praktik konsumsi yang lebih berkelanjutan dapat diwujudkan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar