ANALISIS
DESAIN PRODUK DENGAN PRINSIP DFE
Analisis Produk: Sedotan Stainless
Steel
Kelompok kami memilih produk berupa sedotan stainless
steel karena produk ini sederhana, mudah ditemukan, dan sering digunakan
sebagai alternatif ramah lingkungan untuk menggantikan sedotan plastik sekali
pakai. Produk ini juga menarik untuk dianalisis karena meskipun dianggap
“eco-friendly”, masih terdapat aspek desain yang dapat diperbaiki agar dampak
lingkungannya semakin kecil.
Analisis Desain Awal
Sedotan stainless steel memiliki fungsi utama sebagai
alat bantu untuk minum yang dapat digunakan berkali-kali. Material utamanya
adalah stainless steel, biasanya tipe 304 atau 316, yang terkenal kuat, tahan
korosi, dan relatif aman digunakan. Beberapa paket penjualan biasanya disertai
pouch dari kain maupun polyester dan sikat pembersih yang terdiri dari kawat
baja tipis dan bulu nylon. Dari segi desain, sedotan ini umumnya berbentuk
lurus atau melengkung dengan permukaan halus dan warna metalik alami atau warna
hasil coating seperti hitam, emas, atau pelangi. Ukurannya cukup standar yaitu
sekitar 20–22 cm dengan diameter berkisar antara 6–8 mm.
Identifikasi Masalah Lingkungan
Berdasarkan Prinsip DfE
Meskipun sedotan stainless sering dipromosikan sebagai
pilihan ramah lingkungan, proses produksinya tetap memiliki dampak. Stainless
steel memang dapat didaur ulang sepenuhnya, tetapi proses ekstraksi bahan
bakunya, yaitu bijih besi, nikel, dan krom, membutuhkan energi yang besar dan
menghasilkan emisi yang signifikan. Material tambahan seperti bulu nylon pada
sikat pembersih sulit didaur ulang dan cenderung menjadi limbah kecil yang
berpotensi mencemari lingkungan. Coating berwarna pada sedotan juga berpotensi
menghasilkan limbah kimia dari proses elektroplating.
Dari sisi produksi, pembuatan sedotan stainless
melibatkan proses pemotongan, pembentukan, dan polishing yang semuanya
membutuhkan energi listrik. Pada fase penggunaan, sedotan ini sebenarnya sangat
unggul karena dapat dipakai bertahun-tahun. Namun, apabila tidak dirawat dan
dibersihkan dengan baik, permukaannya dapat berkarat atau menjadi tempat
berkembangnya bakteri. Sikat nylon yang digunakan untuk membersihkan sedotan
juga cepat aus dan harus diganti secara berkala.
Di akhir siklus hidupnya, sedotan stainless sangat
mudah didaur ulang apabila dikumpulkan sebagai scrap metal. Tantangannya adalah
banyak pengguna tidak mengetahui hal tersebut sehingga sedotan yang rusak
sering berakhir sebagai sampah rumah tangga. Aksesori seperti pouch polyester
atau bulu nylon pada sikat pembersih tidak dapat terurai secara alami dan tidak
mudah didaur ulang.
Rekomendasi Perbaikan Desain Berdasarkan
Prinsip DfE
- Perbaikan
pertama yang dapat dilakukan adalah mengganti material bulu sikat
pembersih dari nylon ke bahan alami seperti bambu, sisal, atau sabut
kelapa. Bahan-bahan tersebut bersifat biodegradable sehingga tidak
menambah limbah plastik kecil yang sulit diproses. Selain itu, bahan alami
menurunkan ketergantungan pada material berbasis minyak bumi.
- Perbaikan
kedua adalah mendorong penggunaan stainless steel daur ulang dalam proses
produksinya. Dengan memanfaatkan scrap stainless steel, produsen dapat
menurunkan konsumsi energi secara signifikan dan mengurangi emisi karbon
yang muncul dari ekstraksi logam baru. Upaya ini sekaligus mengurangi
aktivitas penambangan yang merusak ekosistem.
- Perbaikan
ketiga dapat dilakukan dengan mengurangi atau menghilangkan penggunaan
coating berwarna yang membutuhkan proses kimia seperti electroplating.
Produsen dapat mempertahankan warna natural stainless atau menggunakan
metode pewarnaan yang lebih bersih seperti Physical Vapor Deposition
(PVD), yang menghasilkan limbah kimia jauh lebih sedikit. Dengan demikian,
dampak lingkungan pada tahap finishing dapat ditekan.
- Perbaikan
tambahan yang juga relevan adalah mengembangkan desain sedotan yang
modular sehingga bisa dilepas menjadi dua bagian. Desain seperti ini akan
mempermudah proses pembersihan, memperpanjang usia pakai, dan memudahkan
daur ulang pada akhir masa pakai produk. Selain itu, pouch penyimpanan
dapat dibuat dari bahan alami seperti katun organik atau rami sehingga
lebih ramah lingkungan dibanding pouch polyester.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar